Story telling

Lain Orang Lain Cerita

Feviwordp – Di titik 15°C sabtu siang, setelah seambrek tugas rumahan terselesaikan dengan kekuatan super paksa karena besarnya gaya bermalas ria.
Aku membuka applikasi yang bericon huruf ef, berwarna biru. Berselancar di beranda.

Aku hanya scrall scroll mengamati mereka yang lalu lalang.

Pamer? Ada …
Mengeluh? Ada …
Berbagi cerita inspirasi? Tak kalah ada.

Wajar saja dari 2000 lebih list pertemananku bukan hanya satu pemilik. Yang masing-masing kepala memiliki cara berbeda membudidayakan akun miliknya.

Jariku terhenti, mataku mengamati kata perkata yang ia tulis.

Bercerita tentang anak kesayanganya tidak ditemui setelah seisi rumah dicarinya, dengan ijin Tuhan, dengan kekuatan doa, dengan agungnya fadhilah Qs. At-TareeqNya si anak bisa ditemukan.

Juga cerita tentang keimanan pada Tuhan, sesuatu yang tiba-tiba tanpa kepastian disegerakan perantara sholawat nariyah yang beliau amalkan. Dan masih banyak lagi.
Dengan banjirnya kolom komentar dari berbagai empati, kesaksian yang sudah mengamalkanya, membuatku mengangguk mengiyakan bahwa ‘tak ada kesia-siaan dalam berdoa’ itu benar adanya.

Sesekali aku isi komentar bahwa aku sebenarnya merinding mendengar cerita beliau yang dekat dengan TuhanNya.

Tak perlu mempertebal tapi, sing ‘madhep lan yakin maring pengeran‘. (Percaya kepada kebesaran Tuhan)
Berat? Memang. Namun ini bisa dilatih bukan?

Story telling

Bakti Untuk Negeri

Hongkong- (Minggu, 18.08.19) – Sesungguhnya kesempatan menjadi anggota Paskibraka adalah hal yang mulia.
Menjadi bagian dalam ‘Pasukan Pengibaran Bendera Pusaka’ adalah percapaian yang luar biasa. Terlebih ini bukan Indonesia. Bersyukur dengan kesempatan langka.

Disini, meskipun tidak seribet seleksi di Indonesia sana, tetap harus melewati seleksi latihan, memeras peluh setiap minggunya. Dengan suhu kisaran 39°C, belum juga ditambah panasnya demonstrans di Hongkong yang menjadi momok untuk melangkah keluar menuju tempat latihan.

HUT RI ke-74

Story telling

Selayang Rindu

Hongkong (20.06.2019) – Selesei sarapan ku tumpuk piring begitu saja di pojokan, dekat kran besi bewarna perak. Segera kuraih gawai di kasur Micky mouse, membuka applikasi bersimbol hijau muda dengan icon telepon.

05.58 Ada pesan dari ibu melayangkan bawa Mbah putri tengah sakit, setelah kemaren sore ba’da suntik, beliau tidak bisa beranjak bangun.
Seperti biasa ritual paginya diawali menuju kamar mandi membersihkan diri dilanjut mendirikan salat.
Pagi ini, ibu yang berbakti dengan membantu membasuh badan juga menyuapi sarapan.

Aku terdiam setelah membaca habis berita keluarga. Iya, aku tengah merantau dan ibu lah yang selalu istiqomah memberi kabar saat aku jauh dari rumah. Beliau juga yang memiliki tugas extra dalam rumah. Saat Simbah entah Bapak yang kurang sehat.
Meskipun, pernah suatu ketika mereka bertiga merasakan sakit bersamaan. Tapi, tetaplah ibu yang menjadi sosok paling kuat, untuk berbakti setulus hati, berpura untuk tetap gak papa pada raga yang sedang tidak baik-baik saja.

“Udah maem?” Untukmu para ibu, mulia sekali hatimu.

Teruntuk dua wanita hebatku, sehat selalu ya.

Story telling

Pawai Ramadan di Hongkong.

Hongkong, 28 April 2019

_____

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allâhumma bârik lanâ fî Rajaba wa Sya‘bâna wa ballighnâ Ramadhânâ
Artinya, “Ya Allah, berkatilah kami pada Bulan Rajab dan Bulan Sya’ban. Sampaikan kami dengan Bulan Ramadhan.”

Feviwordp- Menjadi lautan hijab dengan beraneka warna pada helaian kain yang menutup kepalanya. Hari Minggu kemaren (28-04-2019) telah digelar pawai ramadan 1440H, yang diikuti oleh puluhan organisasi muslimah di Hongkong.

Pawai Ramadan adalah sebuah cara mendakwahkan akan datangnya bulan ramadan penuh berkah.

Pawai Ramadan dilakukan dengan berjalan kaki dari Tin Chiu Street, North Point hingga ke Edinburgh City hall, Low Block, Central dari pukul 12:00, dan berakhir acara sekitar pukul 17:00 HKT.

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.